Kantorkita.co.id Menghitung gaji kotor dari gaji bersih adalah langkah penting untuk memahami struktur penghasilan Anda secara menyeluruh. Dengan mengetahui komponen-komponen yang mempengaruhi gaji, Anda dapat mengelola keuangan pribadi dengan lebih efektif. Artikel ini akan membahas secara lengkap cara menghitung gaji kotor dari gaji bersih, termasuk definisi, perbedaan antara gaji kotor dan gaji bersih, serta contoh perhitungan yang dapat membantu Anda memahami prosesnya.

Mungkin Anda Butuhkan:

Aplikasi Absensi Android
Aplikasi Absensi IOS
Absensi Android
Absensi Ios

Pengertian Gaji Kotor dan Gaji Bersih

Sebelum membahas cara menghitung gaji kotor dari gaji bersih, penting untuk memahami definisi dari kedua istilah ini.

Gaji Kotor adalah total pendapatan yang diterima karyawan sebelum dilakukan pemotongan apa pun. Ini mencakup gaji pokok, tunjangan tetap, tunjangan tidak tetap, bonus, dan insentif lainnya. Dengan kata lain, gaji kotor merupakan jumlah keseluruhan kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan sebelum dikurangi oleh pajak penghasilan, iuran BPJS, atau potongan lainnya.

Gaji Bersih adalah jumlah uang yang benar-benar diterima karyawan setelah semua potongan dilakukan. Gaji bersih biasa dikenal dengan istilah Take Home Pay (THP). Besaran gaji bersih akan lebih kecil dibandingkan dengan gaji kotor, karena pada gaji bersih sudah dihitung dengan berbagai potongan.

Komponen-Komponen yang Mempengaruhi Gaji

Untuk memahami perbedaan antara gaji kotor dan gaji bersih, penting untuk mengetahui komponen-komponen yang mempengaruhi keduanya.

Komponen Gaji Kotor

1. Gaji Pokok: Upah dasar yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan posisi dan tanggung jawabnya.
2. Tunjangan Tetap: Tambahan penghasilan yang diberikan secara rutin dan tetap setiap bulan, seperti tunjangan transportasi atau tunjangan makan.
3. Tunjangan Tidak Tetap: Tambahan penghasilan yang tidak diberikan secara rutin, misalnya tunjangan kinerja atau tunjangan kehadiran.
4. Bonus dan Insentif: Penghargaan finansial yang diberikan berdasarkan pencapaian tertentu atau kinerja karyawan.

Komponen Potongan Gaji

1. Pajak Penghasilan (PPh 21): Pajak yang dikenakan atas penghasilan karyawan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
2. Iuran BPJS Kesehatan: Iuran yang wajib dibayarkan untuk program jaminan kesehatan nasional.
3. Iuran BPJS Ketenagakerjaan: Iuran yang meliputi Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP).
4. Potongan Lainnya: Misalnya potongan untuk asuransi tambahan, pinjaman karyawan, atau iuran serikat pekerja.

Cara Menghitung Gaji Kotor dari Gaji Bersih

Untuk menghitung gaji kotor dari gaji bersih, Anda perlu menambahkan kembali semua potongan yang telah dikurangkan dari gaji kotor. Proses ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Identifikasi Semua Potongan: Catat semua komponen potongan yang mengurangi gaji kotor hingga menjadi gaji bersih, seperti PPh 21, iuran BPJS, dan potongan lainnya.
2. Jumlahkan Total Potongan: Hitung total dari semua potongan yang telah diidentifikasi.
3. Tambahkan Total Potongan ke Gaji Bersih: Gaji kotor dapat dihitung dengan menambahkan total potongan ke gaji bersih.

Secara matematis, rumusnya adalah:

Gaji Kotor = Gaji Bersih + Total Potongan

Perlu dicatat bahwa beberapa potongan, seperti PPh 21, dihitung berdasarkan persentase dari gaji kotor. Oleh karena itu, perhitungan ini mungkin memerlukan pendekatan iteratif atau penggunaan alat bantu seperti kalkulator gaji untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Mungkin Anda Butuhkan:

Aplikasi Absensi
Aplikasi Absensi Online
Aplikasi Absensi Gratis

Contoh Perhitungan

Berikut adalah contoh perhitungan untuk membantu Anda memahami proses menghitung gaji kotor dari gaji bersih.

Contoh Kasus

Seorang karyawan menerima gaji bersih sebesar Rp6.450.000 per bulan. Setelah ditelusuri, diketahui bahwa potongan yang diterapkan adalah sebagai berikut:

– PPh 21: Rp250.000
– Iuran BPJS Kesehatan: 1% dari gaji kotor
– Iuran BPJS Ketenagakerjaan:
– Jaminan Hari Tua (JHT): 2% dari gaji kotor
– Jaminan Pensiun (JP): 1% dari gaji kotor

Langkah-Langkah Perhitungan

1. Total Potongan Tetap:
– PPh 21: Rp250.000
2. Total Persentase Potongan Variabel:
– BPJS Kesehatan: 1%
– BPJS Ketenagakerjaan (JHT): 2%
– BPJS Ketenagakerjaan (JP): 1%
– Total: 4%
3. Rumus Gaji Kotor:

Gaji Kotor = (Gaji Bersih + PPh 21) / (1 – Total Persentase Potongan)

Gaji Kotor = (Rp6.450.000 + Rp250.000) / (1 – 4%)

Gaji Kotor = Rp6.700.000 / 0.96

Gaji Kotor ≈ Rp6.979.167

Jadi, karyawan tersebut memiliki gaji kotor sekitar Rp6.979.167 sebelum dilakukan pemotongan.

Mungkin Anda Butuhkan:

Slip Gaji Digital
Aplikasi Absensi Mobile
Aplikasi Absensi Gratis
Absensi Gratis

Kesimpulan

Menghitung gaji kotor dari gaji bersih adalah keterampilan yang penting bagi karyawan dan pemberi kerja. Dengan memahami berbagai komponen gaji serta rumus perhitungannya, Anda dapat merencanakan keuangan dengan lebih baik. Jika merasa kesulitan dalam menghitung, Anda bisa menggunakan kalkulator gaji online atau berkonsultasi dengan HR di perusahaan Anda. (KantorKita.co.id/Admin)