Kerja Multitasking : Pengertian dan Dampaknya untuk Karyawan – Kerja multitasking terkadang menjadi satu hal yang harus dilakukan. Mungkin saja karena jadwal yang mepet dan pekerjaan yang tidak kunjung selesai. Kerja multitasking sebenarnya tidak hanya dilakukan untuk pekerjaan rumah saja, di kantor pun kita banyak mengetahui karyawan yang bekerja multitasking.
Hal yang paling mudah ditemui misalnya menelpon penawaran bersamaan dengan pekerjaan entry data atau juga membalas pesan yang lainya. Membuka banyak tab browser, melakukan banyak pekerjaan bersamaan agar semuanya selesai tepat waktu.
Kebiasaan seperti ini ternyata sudah ada sejak dulu bahkan sudah menjadi budaya tersendiri. Namun tahukah Anda jika ternyata kebiasaan multitasking ini memberikan pengaruh yang buruk terhadap otak kita.
Nah untuk Anda yang banyak bekerja secara multitasking, ketahui dampak multitasking di ulasan berikut ini.
Kerja Multitasking
Kerja multitasking adalah seni mengubah fokus dengan cepat dari pekerjaan satu ke pekerjaan lainnya secara bergantian. Beberapa sumber juga mengatakan bahwa multitasking adalah kemampuan individu untuk mengerjakan banyak hal dalam satu waktu yang sama. Ada berbagai pendapat ahli mengenai kerja multitasking, diantaranya adalah :
1. Alkahtani (2016)
Multitasking adalah kemampuan individu untuk menyelesaikan tugas dalam satu waktu dikarenakan pengerjaan tugas dalam jumlah banyak dan diselesaikan dalam satu waktu yang sama akan dirasa lebih efisien.
2. Demirbilek & Talan (2017)
Multitasking diartikan sebagai keterlibatan beberapa tugas dan kegiatan secara bersamaan dalam satu waktu yang sama.
3. Kirchberg, Roe & Van Eerde (2015)
Multitasking didefinisikan sebagai melakukan dua atau lebih banyak tugas dalam satu waktu tertentu sekaligus.
4. Kushniryk (2008)
Kemampuan menyelesaikan pekerjaan dalam satu waktu yang sama atau dengan peralihan waktu yang cepat antara satu tugas dengan tugas yang lainya.
Dengan begitu kita bisa mengetahui bahwa inti dari multitasking adalah kemampuan bekerja pada waktu yang bersamaan. Multitasking sendiri memiliki beberapa jenis
- Bekerja dua atau lebih tugas secara bersamaan
- Beralih ke beberapa tugas secara berulang kali
- Menyelesaikan beberapa tugas dalam satu waktu
Rekomendasi Produk : Aplikasi Absensi Kantor Kita
Contoh Multitasking di Dunia Kerja
Barangkali Anda tidak sadar sering melakukan banyak pekerjaan secara bersamaan atau multitasking. Jika beberapa kegiatan multitasking ini Anda lakukan maka Anda perlu memikirkan untuk menguranginya.
- Telepon klien dan membalas email
- Mengirimkan proposal klien dan meeting kantor
- Membuka banyak tab di browser mengawasi satu tab dengan tab yang lain
- Menyiapkan laporan dan membaca informasi di internet
Dampak Buruk Multitasking untuk Kerja Karyawan?
Jika dulu kerja multitasking menjadi hal yang diwajarkan, maka sekarang ini banyak orang termasuk para pekerja yang sudah sadar akan ketidakefektifan multitasking. Sebab ternyata multitasking akan berpengaruh terhadap hasil kerja karyawan yang akhirnya berdampak pada performance karyawan tersebut.
1. Memecah Fokus Pekerja
Mengerjakan banyak pekerjaan dalam waktu yang sama membuat seseorang harus fokus pada banyak pekerjaan tersebut. Dengan fokus yang terpecah maka kemungkinan hasil pekerjaan yang maksimal sulit didapatkan.
Sedangkan jika kita bandingkan seseorang bekerja pada satu pekerjaan, maka semua fokus dan konsentrasi tercurahkan dengan sangat baik. Pekerja bisa memaksimalkan hasil pekerjaan juga mengurangi banyak kesalahan.
2. Meningkatkan Kesalahan
Kerja multitasking juga sangat rentan dengan kualitas kerja karyawan karena meningkatnya resiko terjadi banyak kesalahan. Kesalahan pada karyawan tidak hanya akan berimbas pada satu posisi saja, bisa jadi posisi yang lainya juga bisa terkena dampaknya. Dibandingkan kerja yang monotasking. Dengan kerja fokus pada satu hal membuat fokus pada pekerjaan lebih maksimal. Kesalahan hasil kerja bisa diminimalkan.
Pun banyaknya kesalahan ini juga akan membuat waktu penyelesaian pekerjaan lebih lama karena perbaikan dan lainya. Hal ini hanya akan membuat karyawan bekerja dua kali.
Jadi dari sini dapat dipahami bahwa karyawan yang multitasking dapat mempengaruhi kualitas kinerja karyawan tersebut.
Selain Dampak Buruk Multitasking di atas, kerja multitasking juga cukup buruk untuk otak. Ada beberapa kondisi gangguan kesehatan yang terjadi akibat kerja multitasking ini. Misalnya kerusakan otak, mudah pelupa juga penurunan IQ.
Rekomendasi Aplikasi Perkantoran : Aplikasi Absensi Android
Bagaimana Menghentikan Kebiasaan Multitasking?
Jika sudah memahami tentang multitasking dan Dampak Buruk Multitasking maka dapat dipahami pula bahwa kebiasaan multitasking perlu dikurangi atau dihilangkan dalam bekerja. Memang membuat kebiasaan baru seperti ini bukan hal yang mudah dilakukan. Namun akan sangat mudah jika dilakukan perlahan dan menjadi satu kebiasaan baru yang baik. Berikut adalah cara menghentikan multitasking.
1. Mengerjakan Berdasarkan Skala Prioritas
Salah satu cara yang paling ampuh untuk menghentikan kebiasaan multitasking adalah dengan menggunakan skala prioritas. Dari pada mengerjakan semua tugas di waktu yang sama akan lebih baik jika mencicil satu persatu sesuai dengan prioritas pekerjaan.
Ada pekerjaan utama dengan prioritas 1 juga pekerjaan pendukung dengan prioritas 3 dan 4 maka utamakan selesaikan prioritas 1 dahulu. Anda dapat menyusun skala prioritas berdasarkan kepentingan maupun waktunya.
2. Batasi Task yang Harus Dikerjakan
Tidak semua tugas perlu diselesaikan di jam dan waktu yang sama. Seperti penjelasan di atas, prioritas 2 dan 3 bisa dikerjakan setelah tugas utama dikerjakan. Akan lebih baik jika fokus diberikan pada prioritas 1 secara maksimal.
3. Beri Waktu Masing-Masing Tugas
Cara selanjutnya agar mengerjakan tugas yang imbang adalah dengan membatasi waktu pengerjaan setiap tugas. Buat skema harian, jam sekian mengerjakan tugas a, jam sekian mengerjakan tugas b dan selanjutnya. Dengan manajemen waktu harian dalam pengerjaan tugas ini akan membantu bekerja lebih efisien dan efektif. Efisien dalam penggunaan waktu juga efektif karena tugas bisa selesai dengan baik.
4. Minimalkan Gangguan
Cara untuk berhenti kerja secara multitasking adalah dengan fokus dan meniminimalisir gangguan. Misalnya dengan mengerjakan tugas sendiri di ruang kerja, co-working dan atau menghindari keramaian maupun hal yang bisa menjadi gangguan pekerjaan.
Memang akan lebih maksimal jika pekerjaan dilakukan satu persatu dengan baik. Dimana kita bisa mendapatkan hasil yang maksimal juga mengurangi tekanan juga stress dalam mengerjakan pekerjaan tersebut.
Kesimpulan
Ada banyak karyawan yang bekerja secara multitasking yang mengerjakan banyak pekerjaan dalam satu waktu. Bahkan dalam dunia kerja melakukan multitasking sudah menjadi budaya kerja. Padahal kita tahu bahwa kerja multitasking dapat memperburuk kinerja karyawan juga untuk menurunkan kemampuan otak karyawan.
Itulah penjelasan tentang kerja multitasking untuk karyawan dan dampaknya, semoga penjelasan kali ini bermanfaat!